Limbah Padat Rumah Tangga

Limbah Padat Rumah Tangga

Contoh Limbah Padat Rumah Tangga dan Lingkungan Sekitar

Pada bagian sebelumnya, kamu sudah mengenal mengenai seperti apa yang dimaksud dengan limbah padat itu sendiri.

Maka selanjutnya, perlu juga untuk kamu mengenal apa saja dari contoh limbah padat dan cair yang ada.

Mengingat juga sebenarnya limbah padat ini bisa dengan mudah kamu temukan di kegiatan rumah tangga maupun lingkungan sekitar.

Mengenal seperti apa limbah padat dapat membantu kamu untuk tahu hal apa saja yang perlu dilakukan dengan tepat.

Berikut merupakan contoh dari limbah padat yang bisa ditemukan di rumah tangga dan lingkungan sekitar.

Kali ini ada limbah padat organik yang biasa kamu temui di kehidupan sehari-hari.

Limbah organik sendiri merupakan limbah yang dihasilkan dari sampah sisa makanan yang dikonsumsi. Misalnya seperti buah, nasi, maupun juga sayuran yang sudah tidak lagi bisa dikonsumsi.

Dalam menggunakan atau membuang limbah organik, kamu perlu untuk berhati-hati karena bisa memberikan dampak tersendiri.

Misalnya yaitu limbah organik ini bisa menyebabkan bau yang kurang sedap. Meskipun begitu, jika diolah dengan benar, limbah organik dapat membantu lingkungan menjadi lebih subur.

Di perairan misalnya, limbah organik ini bisa membuat daerah ini menjadi lebih subur karena membantu meningkatkan jumlah dari fitoplankton maupun alga.

Dari sini, mereka akan menggunakan cahaya matahari dalam proses fotosintesis.

Limbah padat rumah tangga dan lingkungan sekitar yang kedua yaitu ada limbah anorganik. Untuk jenis satu ini, limbahnya dihasilkan dari sisa bahan yang suli atau tidak dapat diuraikan.

Contoh dari limbah anorganik yaitu seperti besi, kaca, alumunium, plasik, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dalam membuang limbah ini, perlu untuk diperhatikan secara khusus karena bisa membuat pemandangan menjadi tidak enak. Selain itu, bisa membuat tanah menjadi tercemar pula.

8 Contoh Sampah Organik dan Anorganik Beserta Perbedaan dan Manfaatnya

Mengenal seperti apa contoh limbah padat dan cair bisa dengan mengetahui dan memahami pengertiannya terlebih dahulu.

Pada dasarnya, limbah cair merupakan sisa dari kegiatan maupun usaha yang berwujud atau berbentuk benda cair.

Bisa juga diartikan sebagai sisa dari hasil buangan proses produksi maupun aktivitas domestik yang berbentuk cairan.

Limbah cair ini biasa berbentuk air dan disertai pula dengan bahan buangan lain yang sudah tercampur atau tersuspensi. Bahan buangan lain tersebut juga biasa menjadi larut dalam air limbah itu.

Limbah cair bisa kamu klasifikasikan menjadi ke dalam empat kelompok besar. Berikut ini merupakan penjelasannya yang lebih mendalam.

Jenis limbah cair yang pertama yaitu ada limbah cair domestik atau disebut juga sebagai domestic wastewater.

Limbah cair domestik merupakan hasil buangan dari rumah tangga, perumahan, perkantoran, dan juga perdagangan.

Beberapa contoh dari limbah cair domestik yaitu ada air detergen sisa dari cucian, air sabun, air tinja, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jenis limbah cair yang kedua yaitu ada limbah cair industri atau industrial wastewater. Untuk limbah yang satu ini merupakan hasil dari buangan kegiatan industri.

Beberapa contoh dari limbah cair industri seperti sisa hasil pewarnaan bahan atau kain industri tekstil, sisa cucian buah, daging, maupun juga sayur.

Air yang dihasilkan dari industri pengolahan makanan juga dapat termasuk ke dalam jenis limbah cair satu ini.

Jenis limbah cair yang ketiga yaitu rembesan dan luapan atau juga disebut sebagai infiltration and inflow.

Pada jenis ini merupakan hasil limbah cair buangan yang asalnya bisa dari berbagai sumber, kemudian masuk ke dalam saluran pembuangan limbah cair.

Masuknya ke saluran sendiri bisa disebabkan oleh adanya rembesan ke dalam tanah maupun juga luapan dari permukaan. Rembesan tersebut bisa masuk lewat pipa yang bocor, pecah, atau rusak.

Sedangkan luapan bisa berasal dari saluran yang terbuka atau terhubung secara langsung ke  permukaan.

Contoh dari jenis limbah cair ini yaitu seperti air buangan dari A, bangunan industri, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jenis limbah cair yang keempat yaitu ada air hujan atau storm water. Sama seperti namanya, asal dari limbah ini yaitu aliran air hujan yang terjadi di atas permukaan tanah.

Aliran tersebut bisa melewati sembari membawa partikel buangan cair maupun padat. Hal ini yang membuatnya disebut sebagai limbah.

8 Contoh Sampah Organik dan Anorganik di Lingkungan di Sekolah yang Perlu Diketahui Siswa

Contoh Limbah Cair Rumah Tangga dan Lingkungan Sekitar

Tidak kalah pentingnya untuk kamu ketahui selain pengertian limbah cair yaitu terkait dengan contoh limbah padat dan cair.

Mengenal contoh ini akan membantu kamu untuk bisa mengidentifikasi dengan baik dan benar terkait limbah yang ditemui.

Mengingat bahwa setiap rumah tangga tidak bisa terlepas dari limbah yang sudah dihasilkan tersebut.

Contoh dari limbah cair rumah tangga yaitu misalnya air bekas mencuci pakaian, peralatan masak, air bekas mandi, maupun sisa makanan yang bentuknya cair.

Jika air limbah ini tidak dikelola dengan baik, maka nantinya bisa menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Untuk mencegah hal ini, perlu untuk membuat saluran air kotor tersendiri maupun bak resapan.

5 Contoh Limbah Anorganik dan Cara Pemanfaatannya Menjadi Produk Berguna

Nah, itu tadi merupakan penjelasan dan contoh limbah padat dan cair yang bisa kamu temukan di lingkungan sekitar serta limbah rumah tangga.

Dari penjelasan ini, kamu bisa mencoba untuk membedakan limbah yang ada di rumah tangga maupun lingkungan sekitarmu.

Tidak hanya ada jenis limbah padat dan cair, masih ada banyak jenis limbah lainnya yang perlu untuk kamu ketahui.

Kamu bisa membaca contoh dan penjelasan berbagai jenis limbah yang ada di lingkungan sekitar melalui situs blog Mamikos.

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Fera, A. R., GH. Sumartono., E. W. Tini. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L) pada Jarak Tanam dan Pemotongan Bibit yang Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, Vol. 19, No. 1 : 11-18.

Handayanto, E., N. Muddarisna., A. Fiqri. 2017. Pengelolaan Kesuburan Tanah. UB Press. Malang.

Haryono, 1989. Mineralisasi Nitrogen Dua Macam Bahan Organik pada Tiga Tingkat Pelapukan dan Dosis Urea serta Beberapa Aspek yang Dipengaruhinya pada Latosol Darmaga. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Hastuti, S., T. Martini., C. Purnawan., A. Masykur., A. H. Wibowo. 2021. Pembuatan Kompos Sampah Dapur dan Taman dengan Bantuan Aktivator EM4. Proceeding of Chemistry Converences, Vol. 6 : 18-21.

Hutubessy, J. 2013. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L). Jurnal Agrica, Vol. 6, No. 2: 79-89

Jamilah, 2003. Pengaruh Pupuk Kandang dan Kelengasan Terhadap Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara.

Kurniawan, B. 2019. Pengaruh Umur Kompos Rumah Tangga Hasil Rancang Bangun FIFO (First in First Out) dan Dosisnya dalam Media Tanam dari Lahan Pasca Tambang terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L). Jurnal Agrifor, Vol. 18, No. 2 : 217-230.

Larasati, A. A dan S. I. Puspikawati. 2019. Pengolahan Sampah Sayuran Menjadi Kompos dengan Metode Takakura. Jurnal Ikesma, Vol. 15, No. 2 : 60-68.

Laude, S dan Y. Tambing. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Agroland, Vol. 17, No. 2: 144-148.

Leni, K., M. Fadil., A. Nizar. 2019. Peningkatan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Melalui Aplikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut (Sargassum sp) di Kota Wisata Batu. Jurnal Agrotrop, Vol. 9, No. 2: 146-153.

Mabel, J. M dan S. Tuhuteru. 2020. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Kompos PadaTanaman Bawang Merah(Allium Cepa Var. AgregatumL.). Agritrop. Vol. 8, No. 1: 51-59.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.

Nurofik, M. F. I dan P. S. Utomo. 2018. Pengaruh Pupuk Urea dan Petroganik terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Varietas Fragrant, Vol. 3, No. 1 : 35-40.

Paiman., M. Solihuddin., Hafifah., Ismadi., Usnawiyah., Rd. V. Handayani. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun Akibat Perlakuan Pupuk Limbah Kulit Kopi dan Jarak Tanam. Jurnal Agrium, Vol. 16, No. 2 : 160-165.

Pantie, F. A. S., T. A. Atikah., L. Widiastuti. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun pada tanah Gambut Pedalaman. Jurnal Daun, Vol. 4, No. 1 : 29-37.

Qibitiah, M dan P. Astuti. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L) pada Pemotongan Bibit Anakan dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi dengan Sistem Vertikultur. Jurnal Agrifor, Vol. 15, No. 2 : 249-258.

Rahmawanti, N dan N. Dony, 2014. Pembuatan Pupuk Orgnaik Berbahan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Penambahan Aktivator EM4 di Daerah Kayu Tinggi. Jurnal Ziraa’ah, Vol. 39, No. 1 : 1-7.

Rosmarkam. A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Subandriyo., D. D. Anggoro., Hadiyanto. 2012. Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah Tanggga Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 dan MOL Terhadap Rasio C/N. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 10, Issue 2 : 70-75.

Subhaktiyasa, P. G dan N. P. Sumaryani. 2020. Pemanfaatan berbagai Jenis Pupuk Berbahan Limbah Rumah Tangga terhadap pertumbuhan Tanaman. Jurnal edukasi Matematika dan Sains. 2020. Vol. 9, No. 2 : 138-146.

Suleman, D. 2014. Kesuburan Tanah Tropika Basah dan Teknologi Pemupukan. Unhalu Press. Kendari

Yusdian, Y., M. Antaralina., A. Diki. 2016. Pertumbuhan dan Hasil bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Varietas Linda Akibat Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea. Jurnal Agro, Vol 3, No. 1 : 20-24.

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S>> endobj 4 0 obj <> stream xœ­WMo1½GÊð1Aªëñ÷rKɶ´¤¥´PUq@¨í© ¸ð÷™ï:Ù§¡vW»Þg{füÞÌ䤛NŽOA ˆîq:¡ð„ÓVº(H«�螧%žèv6�ÜÏÄü³è.¦“'Ÿt›YAɈp¥êg�±?ê©Üƒ4NhídÀ9�—V|Å)ÇçÏ_ž‚X~ÒòǧZ€Ù HÜ"àj!ô;­s?»ž¹Ùûù‘�ÝÌÝl�×^‚‡[F¼£�·ø�>�⧽$è‚ÇÏæ ýãU?°ßq«¬36§$ˆFF4]GÙX²u�W¿·›½%#E²’6~G–œãk'ع«Í(¿¯ø~–Pû÷5do[2ÑX»½å ÉÆ!®'8’žîx¤ÀS6uÛZ@Òé:lO5ßDib%ÖéöÑrÖxÙÔb•—P‰uÁUÛàèt%˜€UX‹4•ëZ§«m°dS5(ß—¬Õ6Ê…ñJ["ÑH¤‹52=õÊMJh“v^¹íqëíU‹4U`Ló¢W› �Tq;‘±«ó>×´ØgÁ¬óÈ ¨7ƒîsøD·ŽuVTuhH_£­‹fbÆõýŠÒú%4®¼Ž%ht»P ÐF•ŒÖ°‹w%3Œ1»ØæC /« .TD-A1!èÊU‘ þ%rAÐTÀ ±T6ôn¯‰‹>Ïví%½¶WH!ÁÙ¾e6íÏ™!D5VÀªçŠÏõ !7š¥xÂß5>Æ(¬[«°“Óg³éµïgº”:SŠ)c�ÚtPÌ]�A®µÔnŠŸÓÉã«é„õú«oæqÉq`ÂmêÚ•“ÖpWD½z䚃:ñ8‰PŸ^‰oIH{Š�G¸ðÇ/�Ô·Súcµ©ÏåÚšöMÒcáœÐÇÔð{»ì Ë4ÅuRβ?ÎN,³¬Òzû–z“1Å·Oóÿ:=ÇÝñŒ]çÿ﯂œbëšøuÉ‚‘�.¹´4üÿ }jÂ, endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿÛ C ' .)10.)-,3:J>36F7,-@WAFLNRSR2>ZaZP`JQROÿÛ C&&O5-5OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOÿÀ

Limbah adalah buangan atau sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang mengandung berbagai bahan yang berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan serta makhluk hidup lain. Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dikelompok menjadi tiga, yaitu limbah domestik/rumah tangga, limbah industri, dan limbah pertanian.

Limbah domestik/rumah tangga adalah limbah yang bersumber dari pemukiman penduduk, pasar, tempat usaha, dan sebagainya. Contohnya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik,  kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.

Dengan demikian, contoh limbah rumah tangga diantaranya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik,  kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.

Menciptakan kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi

Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan  Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi

D. Pemilahan dan Pewadahan Limbah Medis Padat

1. Pemilahan limbah medis harus dimulai dari sumber yang menghasilkan limbah.

2. Disediakan dua tempat sampah denga pedal (sampah medis dan non medis)

3. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali

4. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah tersebut harus anti tusuk, anti bocor, ringan, tahan karat, permukaan rata dan tidak mudah untuk dibuka (dibeberapa RS mempergunakan jerigen dan diisi label)

5. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila sampah mencapai kapasitas 2/3 dari tempat sampah

6. Sangat dihindari limbah ini didaur ulang

7. Jenis wadah dan labelnya

8. Limbah sitotoksis disimpan dalam wadah yang kuat, anti bocor dan diberikan label dan tulisan “ Limbah Sitotoksis “

9. Semua limbah yang berasal dari kamar operasi dikategorikan sampah infeksius

E. Pengumpulan, Pengangkutan dan Pemusnahan Limbah Medis Padat

1. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan menggunakan troli khusus yang tertutup

2. Penyimpanan limbah disesuaikan dengan iklim tropis yaitu :

a. Musim hujan    : paling lama 48 jam ( 2 hari )

b. Musim panas   : paling lama 24 jam

3. Sampah medis yang diangkut ke luar dari RS harus mempergunakan angkutan khusus.

4. Sampah medis padat dapat dihancurkan di incinerator dengan suhu diatas 1000 C

Demikian artikel tentang Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Semoga bermanfaat.

Anggara. (2015) Limbah Gas. Bandung: PT Refika Aditama

Anonym. (2010). Pengertian Reduksi. https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Diakses Pada Tanggal 03 Maret 2020

Anonym. (2010). understanding of health. https://www.who.int/ Diakses Pada Taggal 03 Maret 2020

Anonym. (2014). Kesehatan Manusia. www.wikipedia.com. Diakses Pada Tanggal 03 Maret 2020

Anonym. (2017), Profil Kota Palangka Raya, https://dlh.palangka raya.go.id di Akses Pada Tanggal 03 Maret 2020

Anonym. (2018). Karakteristik Limbah Rumah Sakit. HSEPedia.com di Akses pada tanggal 03 Maret 2020

Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bernard, L.L. (2010). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta : Nekamatra

Cahyononugroho. (2002). Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.

Chandra, B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Ginting. (2007). Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri,.Bandung: Yrama Widya.

Hartono. (2014). Limbah Padat dan Penanganan nya. Malang: Elang

Hayati, S. (2010). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Visimedia

Herumurti. (2013). Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat B3: Jakarta, Gramedia

Karmana, O. (2007) Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama: Bandung.

Kartoyono. (2012). Tumbuhan di Dunia. Jakarta: Gramedia

Moleong. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: PT. remaja Rosdakarya

Nugroho. (2006). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta. Universitas Trisakti.

Pemerintah Indonesia. Departemen kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010 tentang Capaian Pembangunan kesehatan.Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit.Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 tentang Kesehata Lingkungan rumah sakit.Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan. .Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. .Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. .Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. .Jakarta : Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .Jakarta : Sekretariat Negara.

Purba, J. (2010). Pengelolaan Lingkungan Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Raharjo, R. (2002). Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Buku kedokteran. Jakarta: EGC

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta

Riyanto. (2014). Validasi dan Verifikasi. Yogyakarta: Deepublish:

Said. (2011). Pengelolaan Limbah Domestik. Jakarta: BPPT

Salim. (2010). Cara Gampang Bermain Saham. Jakarta: Visimedia.

Santoso. (2012). Statistik Parametik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Soemirat. (2011). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan. Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.

Susilowarno, G. (2007). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Cresindo.

Yusuf. (2017). Metodologi Penelitian: Malang, BookMed.

Ziah. (2014). Pengolahan Air Limbah: Makassar: Bookmedia

Fodhil, M., Miftahudin, M., Zuli Astutik, H., & Naim, A. (2021). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Anorganik. Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 96–100. Retrieved from https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1750

SERIBUPARITNEWS.COM,PURWOKERTO - Dalam era yang semakin sadar akan lingkungan ini, pernahkah Anda berpikir  apa jadinya limbah rumah tangga setelah  kita membuangnya? Limbah rumah tangga merupakan permasalahan yang semakin mendapatkan perhatian di dunia ini. Mulai dari sisa makanan hingga kemasan plastik akan menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan kita. Oleh karena itu, pentingnya kita untuk memahami cara  mengelola limbah  rumah tangga dengan tepat.

Pada artikel kali ini, kita akan mengupas segala hal terkait limbah rumah tangga, mulai dari cara pengelolaannya, dampaknya  hingga penanganannya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda akan menemukan informasi tentang daur ulang, pengurangan, dan pengelolaan limbah secara efektif. Bersama-sama, kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang layak untuk generasi di masa mendatang.

Mari kita mulai dengan membahas pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dan bagaimana setiap individu ikut berperan aktif dalam mengurangi permasalahan ini. Kita juga akan melihat bagaimana cara memilih opsi  yang ramah lingkungan saat membeli produk dan cara menghindari penggunaan barang sekali pakai. Jadi, bersiaplah untuk mempelajari segala hal tentang limbah rumah tangga dan jadilah bagian dari perubahan positif yang kita butuhkan.

Jenis Limbah Rumah TanggaTerdapat macam-macam limbah domestik (rumah tangga) yang masing-masing mempunyai karakteristik dan dampak lingkungan yang berbeda. Salah satunya jenis limbah domestik (rumah tangga) organik, contohnya hasil sisa makanan dan dedaunan kering. Limbah organik ini dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang ramah lingkungan. Selain limbah organik, terdapat juga limbah anorganik seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Limbah anorganik ini merupakan limbah yang sulit terurai secara alami dan memerlukan jangka waktu yang cukup lama untuk bisa  terurai. Oleh sebab itu, penting untuk memilih opsi daur ulang dan menggunakan produk ramah lingkungan.

Terdapat beberapa jenis limbah domestik lainnya yang termasuk limbah yang bahaya, contohnya baterai, obat-obatan, dan bahan kimia berbahaya. Limbah berbahaya ini tidak dapat untuk dibuang begitu saja ke tempat sampah biasa, karena dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Sebaiknya, limbah bahaya ini harus diserahkan ke tempat pengolahan khusus atau tempat pembuangan yang sesuai.Dampak dari Limbah Rumah Tangga pada LingkunganLimbah rumah tangga mempunyai dampak serius terhadap lingkungan kita. Salah satu dampak utamanya adalah terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Jika pengelolaan limbah tidak dikelola dengan baik, bahan kimia beracun dalam sampah tersebut dapat mempengaruhi kualitas tanah dan terjadinya pencemaran pada air. Upaya untuk mengatasi dampak negatif tersebut, diperlukan pengelolaan limbah rumah tangga yang efektif. Kita perlu menerapkan kebiasaan  menggunaan produk yang ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan memilah sampah dengan benar. Dengan cara ini, kita dapat membantu menjaga  lingkungan tetap bersih dan melindungi alam dari kerusakan.

Solusi untuk Mengurangi Limbah Rumah TanggaAda banyak cara  untuk mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan. Berikut  beberapa tips  yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari: 1. Hindari penggunaan barang sekali pakai seperti sedotan plastik, alat makan plastik, dan kemasan makanan sekali pakai. Gunakan barang yang dapat digunakan berkali-kali dan pilihlah produk yang ramah lingkungan.

2. Membeli barang dengan sedikit atau tanpa kemasan.Hindari membeli produk yang dikemas dengan plastik berlebih dan pilih opsi yang lebih ramah lingkungan.

3. Gunakan kantong belanja sendiri. Dengan menerapkan kebiasaan menggunakan kembali tas belanja, kita dapat mengurangi penggunaan produk yang kurang ramah lingkungan.

4. Lakukan daur ulang limbah seperti kertas, plastik, logam dan kaca. Pastikan Anda memisahkan sampah rumah tangga dengan benar dan mengumpulkannya di tempat yang sesuai untuk didaur ulang.

5. Berbagi barang yang masih bisa digunakan dengan orang lain.  Jika Anda mempunyai barang bekas namun masih dalam kondisi baik, berikan kepada orang yang membutuhkan atau sumbangkan ke badan amal.Dengan menerapkan tips ini, kita dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan dan membantu melindungi lingkungan.(red/kamsi)

3 Contoh Limbah Padat dan Cair di Rumah Tangga dan Lingkungan Sekitar – Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia perlu untuk mengkonsumsi produk yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Konsumsi produk setiap hari pastinya meninggalkan bekas yang tidak bisa lagi digunakan dan sudah kehilangan fungsinya. Sisa tersebut banyak dikenal dengan istilah limbah rumah tangga.

Keberadaan limbah rumah tangga terdiri dari berbagai jenis dan bisa kamu temukan di lingkungan sekitar.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai contoh limbah padat dan cair, penting untuk memahami pengertiannya dahulu.

Pada dasarnya, limbah padat merupakan sisa dari hasil kegiatan industri maupun kegiatan domestik yang bentuknya padat. Beberapa contohnya seperti serbuk besi, kertas, serbuk kayu, plastik, kain, dan lain sebagainya.

Limbah padat sendiri bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, diantaranya:

10 Contoh Hasil Daur Ulang Sampah Organik dan Anorganik Menjadi Bahan Berguna